Sebuah laporan baru-baru ini menyoroti masalah orang tua dan pengasuh yang sering diabaikan. kesehatan mental kaitannya dengan kesejahteraan remaja. Laporan bertajuk “Merawat Pengasuh: Hubungan Kritis Antara Orang Tua dan Kesehatan Mental Remaja” menekankan bahwa kesehatan emosional orang tua terkait erat dengan kesehatan remaja mereka. Temuan survei perwakilan nasional yang dilakukan pada Desember 2022 di AS menunjukkan bahwa pengalaman orang tua kecemasan Dan depresi pada tingkat yang sama seperti remaja mereka.
Menurut survei, sekitar 20% ibu dan 15% ayah melaporkan kecemasan, sementara 16% ibu dan 10% ayah melaporkan depresi. Data menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga remaja memiliki setidaknya satu orang tua yang mengalami kecemasan atau depresi. Selain itu, hampir 40% remaja mengungkapkan kekhawatiran tentang kesehatan mental setidaknya salah satu orang tua mereka.
Laporan tersebut menawarkan lima strategi untuk mengatasi tantangan emosional ini pada orang tua. Strategi ini bertujuan untuk membantu orang tua memahami dan memberikan dukungan emosional yang penting kepada remaja mereka, mengurangi dampak negatif dari depresi dan kecemasan orang tua pada remaja, dan mencegah dinamika yang merugikan antara orang tua dan remaja.
Secara keseluruhan, laporan tersebut menekankan perlunya mempertimbangkan dan mendukung kesehatan mental orang tua dan pengasuh sebagai aspek penting dalam mempromosikan kesejahteraan remaja.
Gambaran
Dalam bidang kesehatan mental, sangat penting untuk mengakui dampak mendalam kesejahteraan emosional orang tua terhadap anak remaja mereka. Sementara banyak perhatian telah diberikan kepada tantangan kesehatan mental yang dihadapi remaja, signifikansi perjuangan orang tua sendiri seringkali tidak terungkap. Ringkasan ini menyoroti tingkat kecemasan dan depresi paralel yang dialami oleh orang tua dan remaja, menekankan sifat kesehatan emosional mereka yang terjalin.
Selain itu, ini menyoroti konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh depresi dan kecemasan orang tua terhadap berbagai aspek kehidupan seorang anak. Poin-poin penting berikut memberikan wawasan tentang hubungan orang tua-remaja, pentingnya penyelarasan orang tua, dan preferensi remaja dalam hal mencari dukungan.
Poin Utama:
— Orang tua mengalami kecemasan dan depresi pada tingkat yang sama seperti remaja, dan tantangan emosional ini benar-benar dapat membuat mereka menjadi orang tua yang lebih baik.
— Namun, depresi dan kecemasan orang tua berhubungan dengan masalah akademik, emosional, dan fisik pada anak-anak.
— Remaja yang depresi lima kali lebih mungkin memiliki orang tua yang depresi, sedangkan remaja yang cemas tiga kali lebih mungkin memiliki orang tua yang cemas.
— Sementara mayoritas orang tua memperhatikan emosi dan perspektif remaja mereka, ada keterputusan yang signifikan bagi banyak orang tua, yang sangat terkait dengan depresi dan kecemasan pada orang tua dan remaja.
— Remaja yang depresi dan cemas lebih cenderung curhat kepada teman mereka daripada orang tua mereka tentang perjuangan emosional mereka.
— Semakin remaja peduli tentang kesejahteraan emosional orang tua mereka, semakin ragu-ragu mereka untuk mendiskusikan kesulitan emosional mereka sendiri dengan orang tua mereka.
— Remaja terutama ingin orang tua mereka mendengarkan mereka, dengan 40% mengungkapkan keinginan orang tua mereka untuk secara proaktif menjangkau, bertanya tentang kesejahteraan mereka, dan benar-benar mendengarkan mereka.
Kecemasan dan Depresi di Antara Orang Tua
Orang tua, seperti remaja, menghadapi tantangan kesehatan mental mereka sendiri, terutama kecemasan dan depresi. Berlawanan dengan persepsi umum, orang tua tidak kebal terhadap kondisi ini, dan penelitian menunjukkan bahwa mereka mengalami kecemasan dan depresi pada tingkat yang sama seperti anak remaja mereka. Temuan ini menyoroti perlunya memprioritaskan kesehatan mental orang tua bersama remaja, karena kesejahteraan kedua belah pihak saling terkait erat.
Tekanan dan tanggung jawab mengasuh anak dapat berdampak buruk pada orang dewasa, yang menyebabkan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi. Tindakan mengatur pekerjaan, keluarga, dan kewajiban lainnya dapat menciptakan tempat berkembang biak bagi stres dan ketegangan emosional. Selain itu, orang tua sering memikul beban kepedulian terhadap kesejahteraan anak-anak mereka, yang selanjutnya dapat berkontribusi pada perjuangan kesehatan mental mereka sendiri. Tantangan yang dihadapi orang tua, digabungkan dengan kompleksitas kehidupan modern, berkontribusi pada tingkat kecemasan dan depresi yang paralel yang diamati antara orang tua dan remaja.
Memahami bahwa orang tua mengalami kecemasan dan depresi pada tingkat yang sama seperti anak remaja mereka merupakan langkah penting dalam menangani kebutuhan kesehatan mental keluarga secara keseluruhan. Ini menyoroti pentingnya memberikan dukungan dan sumber daya tidak hanya untuk remaja tetapi juga untuk orang tua yang mungkin diam-diam bergulat dengan tantangan emosional mereka sendiri. Dengan mengakui dan menangani masalah kesehatan mental orang tua, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung seluruh unit keluarga.
Meningkatkan Kesehatan Mental Anda sebagai Orang Tua
Meningkatkan kesehatan mental orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mengasuh bagi orang tua dan anak-anak mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan orang tua untuk meningkatkan kesejahteraan mental mereka:
Mencari dukungan: Sangat penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mereka tidak harus menghadapi tantangan mereka sendirian. Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok pendukung dapat memberikan jalan keluar untuk berbagi perasaan, mendapatkan perspektif, dan menerima dorongan. Berhubungan dengan orang lain yang mengalami pengalaman serupa dapat menawarkan rasa validasi dan kepastian.
Praktek perawatan diri: Orang tua sering memprioritaskan kebutuhan anak-anak mereka daripada kebutuhan mereka sendiri, tetapi menjaga kesejahteraan diri sendiri sangatlah penting. Terlibat dalam aktivitas yang membawa kegembiraan, relaksasi, dan peremajaan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental. Ini mungkin termasuk hobi, olahraga, praktik mindfulness, atau sekadar menyisihkan waktu untuk refleksi diri dan rutinitas perawatan diri.
Tetapkan harapan yang realistis: Mengasuh anak memiliki serangkaian tanggung jawab dan tantangan, dan penting bagi orang tua untuk menetapkan harapan yang realistis bagi diri mereka sendiri. Menyadari bahwa kesempurnaan tidak dapat dicapai dan membiarkan diri sendiri melakukan kesalahan tanpa menilai diri sendiri dapat mengurangi stres yang tidak perlu dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Tetapkan batasan: Tanggung jawab orang tua dapat dengan mudah menjadi luar biasa, menyebabkan kelelahan dan kesehatan mental yang terganggu. Menetapkan batasan dalam hal waktu, energi, dan komitmen sangat penting untuk menjaga keseimbangan. Belajar mengatakan tidak bila perlu dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi dapat membantu mencegah kelelahan dan memastikan bahwa orang tua memiliki kapasitas untuk mengasuh anak secara efektif.
Berlatih welas asih: Orang tua sering menaruh harapan tinggi pada diri mereka sendiri, yang dapat mengarah pada kritik diri dan pembicaraan diri yang negatif. Menumbuhkan welas asih melibatkan memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan, pengertian, dan penerimaan. Merangkul ketidaksempurnaan dan menawarkan kasih sayang pada saat-saat sulit dapat berkontribusi pada peningkatan ketahanan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Penting untuk dicatat bahwa jika orang tua menemukan bahwa kesehatan mental mereka secara signifikan memengaruhi fungsi sehari-hari mereka atau jika mereka memerlukan dukungan profesional, sangat disarankan untuk menghubungi ahli kesehatan mental. Profesional kesehatan mental dapat memberikan bimbingan, terapi, atau intervensi yang tepat untuk mendukung orang tua dalam perjalanan mereka menuju peningkatan kesejahteraan.